Tuesday 2 February 2016

Pabrik Elektronik Panasonic dan Thosiba Tutup 2.500 Buruh PHK

Sistem Perekonomian Indonesia saat ini memang sangat-sangat Kritis, sehingga banya Pabrik-Pabrik dan Perusahaan-Perusahaan besar yang tutup dan hengkang dari Indonesia, hanya karena Perekonomian yang tidak stabil. 
Kali inio Dua pabrik produk elektronik Panasonic dan Toshiba yang telah lama beroperasi di Indonesia tutup. Hal tersebut menjadi mimpi buruk bagi para pekerja buruh Indonesia.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memperkirakan ada sekitar 2.500 buruh yang sedang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). Presiden KSPI, Said Iqbal, mengungkapkan Toshiba telah menutup pabrik terbesarnya di Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.

Pabrik tersebut merupakan pabrik terakhir milik Toshiba yang ada di Indonesia. Disinyalir, dalam 10 tahun terakhir Toshiba telah menutup enam perusahaannya di Indonesia.

"Hari ini PT Toshiba resmi tutup. April 2016 bakal dieksekusi. Saat ini sedang proses negosiasi pesangon dan pelimpahan wewenang," ujarnya saat dihubungi VIVA.co.id, di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2016.

Said menyebut, perwakilan produksi Toshiba di Indonesia saat ini telah habis. Namun, masih tersisa Toshiba Printer yang berlokasi di Batam dan Pekanbaru.
Sementara untuk jumlah karyawan Toshiba yang terancam menganggur berjumlah 900 orang.

Selain itu, Said menjelaskan, pabrik Panasonic juga bernasib serupa. Dua pabriknya yang berlokasi di Cikarang dan Pasuruan, Jawa Timur, diperkirakan akan memberhentikan 1.600 karyawannya.
Pabrik Elektronik Panasonic dan Thosiba Tutup 2.500 Buruh PHK


"Pabrik Panasonic di Pasuruan, Jawa Timur, tutup di awal Januari ini, dan satu pabrik lainnya di Kawasan Industri Bekasi pada Februari 2016," tuturnya.

Dengan demikian, penutupan tiga pabrik Toshiba dan Panasonic di Indonesia akan membawa dampak PHK sebanyak 2.500 orang.
Dengan banyaknya angka pengangguran di Indonesia maka akan banyak pula terjadi tingkat kriminal, maka Pemerintah dalam hal ini Presiden sebagai Kepala Negara harus segera bertindak untuk menstabilkan Perekonomian Indonesia, jangan hanya memikirkan PENCINTRAAN saja. 

No comments:

Post a Comment