Monday, 29 February 2016

Sumber-Sumber Ajaran Moral

Relevan dengan uraian mengenai pengendalian moral, maka disini dikemukakan sumber-sumber moral, yaitu agama, hati nurani, dan adat istiadat/budaya (Muchson dan Samsuri, 2013: 18-20).

1. Agama
Sebagaimana sering diakui oleh banyak orang bahwa setiap agama mengajarkan kebaikan, yang berarti setiap agama mengandung ajaran moral. Secara umum, agama tidak hanya mengajarkan tentang kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan manusia terhadap Tuhan (ibadah), akan tetapi juga kewajiban-kewajiban untuk berbuat baik terhadap sesama manusia dan lingkungan.

2. Hati Nurani
Hati nurani dapat disebut sebagai unsur batin manusia, perasaan manusia yang paling dalam, yang secara kodrati mendapatkan cahaya dari Tuhan. Hati nurani menyimpan potensi moral dan setiap manusia dengan bantuan akal budinya mampu membedakan antara hal-hal yang baik dan buruk.

Tanpa hati nurani, manusia bahkan bisa lebih buas dari pada binatang buas. Kemampuan akal budi juga diyakini oleh para filsuf Yunani Kuno, sehingga setiap manusia dimanapun dan kapanpun mampu menemukan kebaikan-kebaikan yang berifat universal. Pada umumnya nilai-nilai moral agama yang berhubungan dengan sesame manusia juga menjadi nilai-nilai moral kesusilaan, seperti larangan membunuh, mencuri, berdusta dan sebagainya.

3. Adat Istiadat dan Budaya


Adat istiadat adalah suatu tata cara yang berlaku dalam lingkungan masyarakat tertentu, yang berlangsung secara turun-temurun. Adat istiadat merupakan bagian dari budaya masyarakat. Manusia sebagai pendukung kebudayaan akan terikat pada adat istiadat yang berlaku dalam lingkungan masyarakatnya. 
Sumber-Sumber Ajaran Moral

Jadi pada dasarnya adat istiadat itu bersifat lokal, hanya berlaku dalam lingkungan masyarakat tertentu. Dengan demikian sifatnya tidak universal, melainkan cultural, kontekstual, dan juga bersifat relatif. Apa yang dianggap tidak baik menurut adat istiadat masyarakat tertentu belum tentu juga dianggap tidak baik oleh masyarakat lain.

Adat istiadat dan budaya dapat menjadi sumber ajaran moral, terutama dalam pengertian moral kesopanan. Bangsa Indonesia sebagai bagsa yang “berbhineka”, majemuk, atau pluralistic, memiliki kekayaan adat istiadat dan budaya daerah yang beranekaragam.

No comments:

Post a Comment