Tuesday, 22 March 2016

Sikap Tegas TNI AL Terhadap China di Laut Natuna

Armada tempur China mulai menunjukkan arogansinya terhadap Indonesia. Mereka nekat mengintimidasi aparat keamanan yang menangkap nelayan China yang memancing ikan di Laut Natuna, tanpa basa basi, Angkatan Laut negeri tirai bambu tersebut langsung menarik paksa KM Kway Fey 10078 dari tangan petugas.

Penangkapan itu berlangsung pada koordinat 05 07,490’N dan 109 11,830’E. Operasi gabungan yang terdiri dari petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI AL tersebut bergerak cepat dan langsung menangkap kapal berisi 13 awak tersebut.

Rupanya, AL China mendengar ada warga mereka yang ditangkap Indonesia. Militer negeri tirai bambu ini bergerak cepat, dan langsung merebut kapal milik nelayan China.

Indonesia langsung mengajukan protes. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga ngamuk, dan meminta China meminta maaf atas insiden tersebut. Tapi China tetap bergeming, malah berbalik menuntut warganya dibebaskan.
Sikap Tegas TNI AL Terhadap China di Laut Natuna

Bagaimana reaksi TNI AL menghadapi sikap agresif China?
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menegaskan data radar tidak mungkin salah terkait insiden Natuna akhir pekan lalu. Dia membantah klaim pemerintah China yang berkukuh kapal pencuri ikan itu sedang beroperasi di wilayah mereka.

“Sesuai radar, kapal itu berada di wilayah kita,” kata Ade saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/3).
Saat ini, TNI AL dalam posisi pasif. Ade menyatakan tidak akan ada penambahan armada ke pangkalan dekat Natuna kecuali diminta. Sedangkan untuk insiden kapal coast guard China menghalang-halangi penyidik Kementerian Kelautan dan Perikanan, pihak TNI AL mengatakan penyelesaiannya lebih baik melalui jalur diplomatik. Apalagi Kementerian Luar Negeri sudah mengirim nota protes, sehingga hasil pembicaraan para diplomat perlu ditunggu lebih dulu.

“(Penambahan) kekuatan ke Natuna itu nanti kan Panglima TNI menentukan pada asesmen kondisinya. Ini kan semacam konflik perikanan ya, jadi diselesaikan dulu dalam konteks perikanan,” kata Ade.

No comments:

Post a Comment